Dari sebuah artikel di Internet....
Pernikahan atau perkawinan, membuka tabir rahasia.....
Proses pencapaiannya memakan satu perjalan panjang......
Kadang, untuk menuju ke sana, Tuhan Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita......
Tak jarang Ia melukai hati, hingga hikmahnya tertanam dalam......
Tak perlu kita pertanyakan, "Apa maksud Tuhan?"
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna, Tuhan punya alasan tersendiri yang memang sukar dimengerti....... Yang pasti..... Jika kita kehilangan cinta, kita harus tetap percaya bahwasanya, ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik......
Menunggu....! itu satu pilihan....!
Toh, walaupun suami yang kau tunggu tentunya tidaklah semulia Muhammad......
Tidaklah setakwa Ibrahim......
pun tidaklah setabah Ayub.....
Atau segagah Musa......
Apalagi setampan Yusuf.....
tapi......
setidak-tidaknya, suamimu adalah pria akhir zaman....
Yang bercita-cita membangun keturunan yang sholeh....
Mengapa menunggu.....?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa..... karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembarangan.....
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan, kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian itu.....
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu......
Jika ingin berenang, belajarlah mangapung dahulu....
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.....
Tentunya......tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, orang yang kita inginkan, orang yang dicintai dan mencintai, ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada..... karena.....hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah......
Berani bertindak gegabah, layaknya barani menerima resiko......
Bunga mawar tak mekar dalam semalam, namun bisa layu dalam sedetik....
Kota Palestina tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap.....
Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat.....!
Pernikahan atau perkawinan, bukanlah akhir dari dari sebuah perjalanan.....
Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama......
Suami menjadi pelindung, istri penghuninya....
Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya.....
Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya.....
Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya.....
Akan halnya......
Haruskah terus menungu....?
Jawabannya ada pada diri kita.....
pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia dan misterius......
Menguji kadar iman dan takwa ......
belajar meniti sabar dan ridha.....
Seribu kali gagal, seribu satu kali mengulangi.....
Toh, tak perlu mendambakan yang benar-benar bersahaja......
Karena Memiliki suami yang tak cela, justru kamu kan tersentak dari alpa......
kamu bukanlah Khadijah.... yang begitu sempurna dalam menjaga....
Pun bukanlah Hajar...... yang begitu setia dalam sengsara......
Kamu hanyalah seorang wanita biasa, yang terus berusaha menjadi Sholehah....
Pada akhirnya.....
Cinta yang agung, terus bertambah selama kehidupan......
Banyak hal yang indah, memang memerlukan waktu yang tak singkat.....
dan penantian yang tak pasti.....
Akan tetapi......
Walaupun menunggu membutuhkan pengharapan.....
Namun tetap menjanjikan satu hal yang tak dapat seorang pun bayangkan......
Mari kita kembalikan kepada-Nya.....
Dia Yang Maha Pengatur, dengan segala keagungan-Nya menuntut kita untuk selalu bersabar dalam setiap penantian...... lagi-lagi untuk sebuah alasan..... Entah apa.....!!!
MENIKAHLAH
"Menikahlah, bagi yang belum menikah, kalo yang udah mah..... jangan....kecuali...jika mampu & adil hehe......!
Artikel bagus, kiriman seorang sahabat..... indah untuk direnungkan, dan di ambil hikmahnya, juga sebagai perbandingan untuk diri pribadi......
Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum.
Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagian yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan tersirat keengganan saat hendak berpisah..
Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah!
Nanti juga tahu sendiri". Aih...
Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik, itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang disukai Nabi.. dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam Kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).
Menikah itu Subhanallah indah, kata ayah saya dan haya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya sudah menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri.... Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan terdengar begitu merdu.... sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat, mendung di langit bukan masalah besar, seolah dunia milik mereka saja, mengapa...? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.
Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar kemana. seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ke tujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan, selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian.
Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.
Ketika allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berubah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. lanjutnya kemudian......
Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih mambasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak, kelelahan begitu lekat diwajah. hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hingga bermaksud mengajak anak-anak main di belakang, tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mandaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemudian dan merdu suaranya bertutur " Maafkan Mama ya Pa....". gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening, rutinitasnya setiap kali suaminya datang...
jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yang karena saya mencintainya", demikian jawabannya.
Ibn Qayyim Al-jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, mereka akan saling setia senantiasa, memberikan komitmen mereka.
Kedua, ketika seorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintai, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior.
Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan, ada tengadah jemari istri kepada Allah supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang maraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan istrinya, lebih semangatlah ia.......
Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satu wasiat Rasullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada: "Barang siapa-diantara para suami bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub atas kesabarannya mananggung penderitaan. Dan barang siapa diantara para istri bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah).
Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan:
"..... Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187) Torehkan hadist ini dalam benak: "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, bergugurlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya" (Diriwayatkan maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)
Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatkanlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakuan Nabi Muhammad kepada para istrinya. begitu juga sebaliknya.
Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntutnya kepada kebaikkan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.
Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya.
Renungkan Pernikahan
Untuk Suami-Isteri
(untuk calon suami-calon istri)
Pernikahan atau Perkawinan
Menyikap tabir rahasia Illahi
Istri yang kau nikahi
Tidaklah semulia Khadijah
Tidaklah setaqwa Aisyah
Pun tidak setabah Fatimah
Justru istrimu hanyalah
wanita akhir zaman
yang punya cita-cita
menjadi shalehah.....
Suami yang menikahi kamu
Tidaklah semulia Muhammad SAW
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Fatimah
Justru suamimu hanyalah
wanita akhir zaman yang punya cita-cita
menjadi shalehah.....
Suami yang menikahi kamu
Tidaklahsemulia Muhammad SAW
Tidaklah setaqwa Ibrahim
Pun tidak setabah Ayyub
Ataupun segagah Musa
Apalagi setampan Yusuf
Justru suamimu hanyalah
laki-laki akhir zaman
Yang punya cita-cita
Membangun keturunan yang shaleh
Pernikahan atau perkawinan
Mengejar kita kewajiban bersama
Pernikahan atau perkawinan
Menginsafkan kita perlunya Iman & Taqwa untuk belajar meniti sabar &
Meraih Ridha Allah SWT karena memiliki istri yang tidak sehebat mana
Karena memiliki suami yang tak segagah mana Justru kamu tak tersentak dari alpa , kamu bukanlah yang sempurna, kamu cuma suami & istri akhir zaman yang berusaha menjadi shaleh & shalehah dan berusaha menciptakan keluarga yang sakinah
(syekh Muhammad Ar-Raudi As Salam)